Proses Terbentuknya Pelangi Dan Hujan
Terjadinya pelangi adalah pembiasan cahaya. Ketika dibiaskan, cahaya akan berubah arah. Biasanya. pembelokan ini terjadi ketika cahaya pindah dari medium satu ke yang lain.
Hal ini terjadi karena cahaya bergerak dengan kecepatan berbeda dalam medium berlainan. Ketika memasuki prisma kaca, cahaya akan dibelokkan. Begitu pula jika keluar dari prisma. Selain membiaskan cahaya, prisma memisahkan cahaya putih menjadi komponen warnanya. Warna cahaya yang berlainan ini berbeda frekuensinya, sehingga memiliki kecepatan tempuh berbeda ketika memasuki suatu zat. Cahaya yang kecepatannya rendah di dalam kaca akan dibelokkan lebih tajam ketika pindah dari udara ke kaca, karena perbedaan kecepatannya berlainan. Tak mengherankan jika komponen yang membentuk cahaya putih dipisahkan berdasarkan frekuensinya ketika melewati kaca. Pada prisma, cahaya akan dibelokkan dua kali, ketika masuk dan keluar, sehingga penyebaran cahaya terjadi.
Tetesan air hujan dapat membiaskan dan menyebarkan cahaya mirip sebuah prisma. Dalam kondisi yang tepat, pembiasan cahaya ini membentuk pelangi.
Dari peristiwa yang menyebabkan sinar monokromatik menjadi 7 sinar polikromatik yang dikenal dengan mejikuhibiniu, yaitu Merah, Jingga, Kuning, Hijau, Biru, Nila, Ungu. Pelangi dapat kita lihat jika matahari cukup rendah di kaki langit (karena itu mengapa pelangi tidak terjadi di siang yang terik), dan kita harus berada membelakangi matahari untuk melihat pelangi.
Hujan adalah peristiwa turunnya air dari langit ke bumi. Awalnya air hujan berasal dari air dari bumi seperti air laut, air sungai, air danau, air waduk, air rumpon, air sawah, air comberan, air susu, air jamban, air kolam, air ludah, dan lain sebagainya. Selain air yang berbentuk fisik, air yang menguap ke udara juga bisa berasal dari tubuh manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, serta benda-benda lain yang mengandung air.
Air-air tersebut umumnya mengalami proses penguapan atau
evaporasi akibat adanya bantuan panas matahari. Air yang menguap / menjadi uap
melayang ke udara dan akhirnya terus bergerak menuju langit yang tinggi bersama
uap-uap air yang lain. Di langit yang tinggi uap tersebut mengalami proses
pemadatan atau kondensasi sehingga membentuk awan. Dengan bantuan angin
awan-awan tersebut dapat bergerak kesana-kemari baik vertikal, horizontal dan
diagonal.
Akibat angin atau udara yang bergerak pula awan-awah saling
bertemu dan membesar menuju langit / atmosfir bumi yang suhunya rendah atau
dingin dan akhirnya membentuk butiran es dan air. Karena berat dan tidak mampu
ditopang angin akhirnya butiran-butiran air atau es tersebut jatuh ke permukaan
bumi (proses presipitasi). Karena semakin rendah suhu udara semakin tinggi maka
es atau salju yang terbentuk mencair menjadi air, namun jika suhunya sangat
rendah maka akan turun tetap sebagai salju.
Hujan tidak hanya turun berbentuk air dan es saja, namun
juga bisa berbentuk embun dan kabut. Hujan yang jatuh ke permukaan bumi jika
bertemu dengan udara yang kering, sebagian ujan dapat menguap kembali ke udara.
Bentuk air hujan kecil adalah hampir bulat, sedangkan yang besar lebih ceper
seperti burger, dan yang lebih besar lagi berbentuk payung terjun. Hujan besar
memiliki kecepatan jatuhnya air yang tinggi sehingga terkadang terasa sakit
jika mengenai anggota badan kita.
Hujan buatan adalah hujan yang dibuat oleh campur tangan
manusia dengan membuat hujan dari bibit-bibit awan yang memiliki kandungan air
yang cukup, memiliki kecepatan angin rendah yaitu sekitar di bawah 20 knot,
serta syarat lainnya. Ujan buatan dibuat dengan menaburkan banyak garam khusus
yang halus dan dicampur bibit / seeding ke awan agar mempercepat terbentuknya
awan jenuh. Untuk menyemai / membentuk hujan deras, biasanya dibutuhkan garam
sebanyak 3 ton yang disemai ke awan potensial selama 30 hari. Hujan buatan saja
bisa gagal dibuat atau jatuh di tempat yang salah serta memakan biaya yang
besar dalam pembuatannya.
Juhan buatan umumnya diciptakan dengan tujuan untuk membantu
daerah yang sangat kering akibat sudah lama tidak turun hujan sehingga dapat
mengganggu kehidupan di darat mulai dari sawah kering, gagal panen, sumur
kering, sungai / danau kering, tanah retak-retak, kesulitan air bersih, hewan
dan tumbuhan pada mati dan lain sebagainya. Dengan adanya hujan buatan
diharapkan mampu menyuplai kebutuhan air makhluk hidup di bawahnya dan membuat
masyarakat hidup bahagia dan sejahtera.
Hujan yang berlebih pada suatu lokasi dapat menimbulkan
bencana pada kehidupan di bawahnya. Banjir dan tanah longsor adalah salah satu
akibat dari hujan yang berlebihan. Perubahan iklim di bumi akhir-akhir ini juga
mendukung persebaran hujan yang tidak merata sehingga menimbulkan berbagai
masalah di bumi.
Proses Terjadinya Tsunami
Penyebab Terjadinya Tsunami
·
Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan
sejumlah besar air, seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun
meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah
laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung meletus,
misalnya ketika meletusnya Gunung Krakatau.
·
Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau
turun secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang
berada di atasnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut,
yang ketika sampai di pantai menjadi gelombang besar yang mengakibatkan
terjadinya tsunami.
·
Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana gelombang
terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam. Bila
tsunami mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan
energinya sangat merusak daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi
gelombang tsunami hanya beberapa cm hingga beberapa meter, namun saat mencapai
pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai puluhan meter karena terjadi
penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami akan merayap masuk daratan
jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa ratus meter bahkan
bisa beberapa kilometer.
·
Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar. Gempa bumi
juga banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke
bawah lempeng benua.
·
Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung api juga dapat
mengakibatkan gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami. Gempa yang
menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut naik-turun
secara tiba-tiba sehingga keseimbangan air laut yang berada di atasnya terganggu.
Demikian pula halnya dengan benda kosmis atau meteor yang jatuh dari atas. Jika
ukuran meteor atau longsor ini cukup besar, dapat terjadi megatsunami yang
tingginya mencapai ratusan meter.
Proses Terjadinya Tsunami
Proses
terjadinya tsunami dapat dijelaskan sebagai berikut:
·
Gempa bawah laut merenggutkan massa besar air laut dalam satu hentakan kuat.
·
Gelombang balik air menerjang dengan kecepatan hingga 800 Km/jam
·
Mendekati pantai, gelombang melambat namun mendesak ke atas.
·
Gelombang menghempas ke daratan dan menghancurkan apapun di belakang pantai.
·
Secara skematis mekanisme terjadinya tsunami dapat digambarkan sebagaimana
ilustrasi berikut ini, dengan contoh proses surutnya pantai dan kemudian
gelombang berbalik menghantam pantai di Srilanka.
Dampak yang ditimbulkan oleh
Tsunami
·
Dampak positif dari bencana tsunami
oBencana
alam merenggut banyak korban,sehingga lapangan pekerjaan menjadi terbuka luas
bagi yang masih hidup,,
o
Menjalin kerjasama dan bahu membahu untuk menolong korban bencana,menimbulkan
efek kesadaran bahwa manusia itu saling membutuhkan satu sama lain..anggap aja
ini kegunaany scara psikologis ya..
·
Dampak negatif dari bencana tsunami
o Merusak apa saja yang
dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia
serta menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air
bersih.
o Banyak tenaga kerja ahli
yang menjadi korban sehingga sulit untuk mencari lagi tenaga ahli
yang sesuai dalam bidang pekerjaanya
o
Pemerintah akan kewalahan dalam pelaksaan pembangunan pasca bencana karna
faktor dana yang besar.
o
Menambah tingkat kemiskinan apabila ada masyarakat korban bencanayang
kehilangan segalanya
Upaya Penaggulangan Tsunami
Langkah-langkah
yang patut dipahami;tentangcara penanggulangan tsunami adalah:
-
Evakuasi bencana tsunami dilakukan secara intensif.
-
Pengelolaan pengungsi dilakukan secara maksimal dan kontinu.
- Tanpa
lelah dan putus asa terus dilakukan pencarian terhadap orang hilang, dan
pencarian jenazah.
-
Membuka jalur atau lintasan yang belum tersentuh logistik. Hal ini terjadi di
Mentawai yang sulit dijangkau tim penanganan bencana.
-
Memulihkan secepatnya jaringan komunikasi antar daerah supaya proses evakuasi
bisa berjalan lancar.
Ada 3 (tiga) kejadian di laut yang mengakibatkan timbulnya
tsunami yaitu :
1. Gempabumi
Secara umum gempabumi yang bisa menimbulkan tsunami adalah gempabumi tektonik yang terjadi di laut dan mempunayai karakteristik sebagai berikut :
1 Sumber gempabumi berada di laut
2 Kedalaman gempabumi dangkal, yakni kurang dari 60 km
3 Kekuatannya cukup besar, yakni di atas 6,0 SR
4 Tipe patahannya turun (normal fault) atau patahan naik (thrush fault)
Tsunami yang ditimbulkan oleh gempabumi biasanya menimbulkan gelombang yang cukup besar, tergantung dari kekuatan gempanya dan besarnya area patahan yang terjadi.
Tsunami dapat dihasilkan oleh gangguan apapun yang dengan cepat memindahkan suatu massa air yang sangat besar, seperti suatu gempabumi, letusan vulkanik, batu bintang/meteor atau tanah longsor. Bagaimanapun juga, penyebab yang paling umum terjadi adalah dari gempabumi di bawah permukaan laut. Gempabumi kecil bisa saja menciptakan tsunami akibat dari adanya longsor di bawah permukaan laut/lantai samudera yang mampu untuk membangkitkan tsunami
Tsunami dapat terbentuk manakala lantai samudera berubah bentuk secara vertikal dan memindahkan air yang berada di atasnya. Dengan adanya pergerakan secara vertical dari kulit bumi, kejadian ini biasa terjadi di daerah pertemuan lempeng yang disebut subduksi. Gempa bumi di daerah subduksi ini biasanya sangat efektif untuk menghasilkan gelombang tsunami dimana lempeng samudera slip di bawah lempeng kontinen, proses ini disebut juga dengan subduksi.
2. Land Slide (Tanah Longsor)
Land Slide/tanah longsor dengan volume tanah yang jatuh/turun cukup besar dan terjadi di dasar Samudera, dapat mengakibatkan timbulnya Tsunami. Biasanya tsunami yang terjadi tidak terlalu besar, jika dibandingkan dengan tsunami akaibat gempabumi.
3. Gunung Berapi aktif yang berada di tengah laut, ketika meletus akan dapat menimbulkan tsunami. Tsunami yang terjadi bisa kecil, bisa juga sangat besar, tergantung dari besar kecilnya letusan gunung api tersebut. Ada banyak gunung api yang berada ditengah laut di seluruh dunia. Untuk di Indonesia , yang paling terkenal adalah letusan gunung Krakatau yang terletak di tengah laut sekitar Selat Sunda, yang terjadi pada tahun 1883. Letusannya sangat dashyat, sehingga menimbulkna tsunami yang sangat besar dan korban yang banyak, baik jiwa maupun harta benda. (http://um.co.id) Dampak dari bencana ini juga dirasakan kedashyatannya di negara lain.
Tanah longsor di dalam laut dalam , kadang-kadang dicetuskan oleh gempabumi yang besar; seperti halnya bangunan yang roboh akibat letusan vulkanik, mungkin juga dapat mengganggu kolom air akibat dari sediment dan batuan yang bergerak di lantai samudera. Jika terjadi letusan gunungapi dari dalam laut dapat juga menyebabkan tsunami karena kolom air akan naik akibat dari letusan vulkanik yang cukup besar lalu membentuk suatu tsunami. Contoh seperti yang terjadi di Gunung Krakatau.Gelombang terbentuk akibat perpindahan massa air yang bergerak di bawah pengaruh gravitasi untuk mencapai keseimbangan dan bergerak di lautan, seperti jika kita menjatuhkan batu di tengah kolam akan terbentuk gelombang melingkar.
Sekitar era tahun 1950 an ditemukan tsunami yang lebih besar dibandingkan sebelumnya percaya atau tidak mungkin ini disebabkan oleh tanah longsor, bahan peledak, aktifitas vulkanik dan peristiwa lainnya. (http://ksupointer.com) Gejala ini dengan cepat memindahkan volume air yang besar, sebagai energi dari material yang terbawa atau melakukan ekspansi energi yang ditransfer ke air sehingga terjadi gerakan tanah. Tsunami disebabkan oleh mekanisme ini, tidak sama dengan tsunami di lautan lepas yang disebabkan oleh beberapa gempabumi, biasanya menghilang dengan cepat dan jarang sekali berpengaruh sampai ke pantai karena area yang terpengaruh sangat kecil.Peristiwa ini dapat memberi kenaikan pada gelombang kejut lokal yang bergerak cepat dan lebih besar (solitons), Seperti gerakan tanah yang terjadi di Teluk Lituya memproduksi suatu gelombang dengan tinggi 50- 150 m dan mencapai area pegunungan yang jaraknya 524 m. (http://yan.komputasi.web.id)Bagaimanapun juga , suatu tanah longsor yang besar dapat menghasilkan megatsunami yang mungkin berdampak pada samudera.
1. Gempabumi
Secara umum gempabumi yang bisa menimbulkan tsunami adalah gempabumi tektonik yang terjadi di laut dan mempunayai karakteristik sebagai berikut :
1 Sumber gempabumi berada di laut
2 Kedalaman gempabumi dangkal, yakni kurang dari 60 km
3 Kekuatannya cukup besar, yakni di atas 6,0 SR
4 Tipe patahannya turun (normal fault) atau patahan naik (thrush fault)
Tsunami yang ditimbulkan oleh gempabumi biasanya menimbulkan gelombang yang cukup besar, tergantung dari kekuatan gempanya dan besarnya area patahan yang terjadi.
Tsunami dapat dihasilkan oleh gangguan apapun yang dengan cepat memindahkan suatu massa air yang sangat besar, seperti suatu gempabumi, letusan vulkanik, batu bintang/meteor atau tanah longsor. Bagaimanapun juga, penyebab yang paling umum terjadi adalah dari gempabumi di bawah permukaan laut. Gempabumi kecil bisa saja menciptakan tsunami akibat dari adanya longsor di bawah permukaan laut/lantai samudera yang mampu untuk membangkitkan tsunami
Tsunami dapat terbentuk manakala lantai samudera berubah bentuk secara vertikal dan memindahkan air yang berada di atasnya. Dengan adanya pergerakan secara vertical dari kulit bumi, kejadian ini biasa terjadi di daerah pertemuan lempeng yang disebut subduksi. Gempa bumi di daerah subduksi ini biasanya sangat efektif untuk menghasilkan gelombang tsunami dimana lempeng samudera slip di bawah lempeng kontinen, proses ini disebut juga dengan subduksi.
2. Land Slide (Tanah Longsor)
Land Slide/tanah longsor dengan volume tanah yang jatuh/turun cukup besar dan terjadi di dasar Samudera, dapat mengakibatkan timbulnya Tsunami. Biasanya tsunami yang terjadi tidak terlalu besar, jika dibandingkan dengan tsunami akaibat gempabumi.
3. Gunung Berapi aktif yang berada di tengah laut, ketika meletus akan dapat menimbulkan tsunami. Tsunami yang terjadi bisa kecil, bisa juga sangat besar, tergantung dari besar kecilnya letusan gunung api tersebut. Ada banyak gunung api yang berada ditengah laut di seluruh dunia. Untuk di Indonesia , yang paling terkenal adalah letusan gunung Krakatau yang terletak di tengah laut sekitar Selat Sunda, yang terjadi pada tahun 1883. Letusannya sangat dashyat, sehingga menimbulkna tsunami yang sangat besar dan korban yang banyak, baik jiwa maupun harta benda. (http://um.co.id) Dampak dari bencana ini juga dirasakan kedashyatannya di negara lain.
Tanah longsor di dalam laut dalam , kadang-kadang dicetuskan oleh gempabumi yang besar; seperti halnya bangunan yang roboh akibat letusan vulkanik, mungkin juga dapat mengganggu kolom air akibat dari sediment dan batuan yang bergerak di lantai samudera. Jika terjadi letusan gunungapi dari dalam laut dapat juga menyebabkan tsunami karena kolom air akan naik akibat dari letusan vulkanik yang cukup besar lalu membentuk suatu tsunami. Contoh seperti yang terjadi di Gunung Krakatau.Gelombang terbentuk akibat perpindahan massa air yang bergerak di bawah pengaruh gravitasi untuk mencapai keseimbangan dan bergerak di lautan, seperti jika kita menjatuhkan batu di tengah kolam akan terbentuk gelombang melingkar.
Sekitar era tahun 1950 an ditemukan tsunami yang lebih besar dibandingkan sebelumnya percaya atau tidak mungkin ini disebabkan oleh tanah longsor, bahan peledak, aktifitas vulkanik dan peristiwa lainnya. (http://ksupointer.com) Gejala ini dengan cepat memindahkan volume air yang besar, sebagai energi dari material yang terbawa atau melakukan ekspansi energi yang ditransfer ke air sehingga terjadi gerakan tanah. Tsunami disebabkan oleh mekanisme ini, tidak sama dengan tsunami di lautan lepas yang disebabkan oleh beberapa gempabumi, biasanya menghilang dengan cepat dan jarang sekali berpengaruh sampai ke pantai karena area yang terpengaruh sangat kecil.Peristiwa ini dapat memberi kenaikan pada gelombang kejut lokal yang bergerak cepat dan lebih besar (solitons), Seperti gerakan tanah yang terjadi di Teluk Lituya memproduksi suatu gelombang dengan tinggi 50- 150 m dan mencapai area pegunungan yang jaraknya 524 m. (http://yan.komputasi.web.id)Bagaimanapun juga , suatu tanah longsor yang besar dapat menghasilkan megatsunami yang mungkin berdampak pada samudera.
Bencana Alam
A. tsunami
1.
Pengertian
Tsunami adalah perpindahan badan
air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan
tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi
yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah
laut, atau atau hantaman meteor di laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke
segala arah. Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap
terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam, gelombang tsunami
dapat merambat dengan kecepatan 500-1000 km per jam. Setara dengan kecepatan
pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter.
Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di
tengah laut.Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga
sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai
puluhan meter.
Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk hingga puluhan
kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena
Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh
aliran gelombang tsunami.
2. Penyebab Terjadinya
Tsunami
· Tsunami
dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar
air, seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh
ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman
sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika
meletusnya Gunung Krakatau.
· Gerakan
vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara
tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang berada di atasnya.
Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di
pantai menjadi gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.
·
Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana gelombang
terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam. Bila
tsunami mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan
energinya sangat merusak daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi
gelombang tsunami hanya beberapa cm hingga beberapa meter, namun saat mencapai
pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai puluhan meter karena terjadi
penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami akan merayap masuk daratan
jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa ratus meter bahkan
bisa beberapa kilometer.
· Gerakan
vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar. Gempa bumi juga banyak
terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke bawah lempeng
benua.
· Tanah
longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung api juga dapat
mengakibatkan gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami. Gempa yang
menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut naik-turun
secara tiba-tiba sehingga keseimbangan air laut yang berada di atasnya
terganggu. Demikian pula halnya dengan benda kosmis atau meteor yang jatuh dari
atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup besar, dapat terjadi
megatsunami yang tingginya mencapai ratusan meter.
3. Proses Terjadinya
Tsunami
Proses terjadinya tsunami dapat dijelaskan sebagai
berikut:
· Gempa
bawah laut merenggutkan massa besar air laut dalam satu hentakan kuat.
·
Gelombang balik air menerjang dengan kecepatan hingga 800 Km/jam
·
Mendekati pantai, gelombang melambat namun mendesak ke atas.
·
Gelombang menghempas ke daratan dan menghancurkan apapun di belakang pantai.
· Secara
skematis mekanisme terjadinya tsunami dapat digambarkan sebagaimana ilustrasi
berikut ini, dengan contoh proses surutnya pantai dan kemudian gelombang
berbalik menghantam pantai di Srilanka.
4. Dampak yang ditimbulkan
oleh Tsunami
· Dampak
positif dari bencana tsunami
o Bencana alam merenggut banyak
korban,sehingga lapangan pekerjaan menjadi terbuka luas bagi yang masih hidup,,
o Menjalin kerjasama dan bahu membahu untuk
menolong korban bencana,menimbulkan efek kesadaran bahwa manusia itu saling
membutuhkan satu sama lain..anggap aja ini kegunaany scara psikologis ya..
· Dampak
negatif dari bencana tsunami
o
Merusak apa saja yang dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan
mengakibatkan korban jiwa manusia serta menyebabkan genangan, pencemaran air
asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih.
o
Banyak tenaga kerja ahli yang menjadi korban sehingga sulit untuk mencari
lagi tenaga ahli yang sesuai dalam bidang pekerjaanya
o Pemerintah akan kewalahan dalam pelaksaan
pembangunan pasca bencana karna faktor dana yang besar.
o Menambah tingkat kemiskinan apabila ada
masyarakat korban bencanayang kehilangan segalanya
5. Upaya Penaggulangan
Tsunami
Langkah-langkah yang patut dipahami;tentangcara
penanggulangan tsunami adalah:
-
Evakuasi bencana tsunami dilakukan secara intensif.
-
Pengelolaan pengungsi dilakukan secara maksimal dan kontinu.
-
Tanpa lelah dan putus asa terus dilakukan pencarian terhadap orang hilang, dan
pencarian jenazah.
-
Membuka jalur atau lintasan yang belum tersentuh logistik. Hal ini terjadi di
Mentawai yang sulit dijangkau tim penanganan bencana.
-
Memulihkan secepatnya jaringan komunikasi antar daerah supaya proses evakuasi
bisa berjalan lancar.
B.Gempa bumi
1. Pengertian
Gempabumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat
pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya
lapisan batuan pada kerak bumi. Energi yang dihasilkan dipancarkan kesegala
arah berupa gelombang gempabumi sehingga efeknya dapat dirasakan sampai ke
permukaan bumi.Semakin besar energi yang dilepas semakin kuat gempa yang
terjadi.
2. PeyebabTerjadinya Gempa
Gempa bumi didefinisikan sebagai getaran yang bersifat
alamiah, yang terjadi pada lokasi tertentu, dan sifatnya tidak berkelanjutan.
Getaran pada bumi terjadi akibat dari adanya proses pergeseran secara tiba-tiba
(sudden slip) pada kerak bumi. Pergeseran secara tiba-tiba terjadi karena
adanya sumber gaya (force) sebagai penyebabnya, baik bersumber dari alam maupun
dari bantuan manusia (artificial earthquakes). Selain disebabkan oleh sudden
slip, getaran pada bumi juga bisa disebabkan oleh gejala lain yang sifatnya
lebih halus atau berupa getaran kecil-kecil yang sulit dirasakan manusia.
Getaran tersebut misalnya yang disebabkan oleh lalu-lintas, mobil, kereta api,
tiupan angin pada pohon dan lain-lain. Getaran seperti ini dikelompokan sebagai
mikroseismisitas (getaran sangat kecil). Dimana tempat biasa terjadinya gempa
bumi alamiah yang cukup besar, berdasarkan hasil penelitian, para peneliti
kebumian menyimpulkan bahwa hampir 95 persen lebih gempa bumi terjadi di daerah
batas pertemuan antar lempeng yang menyusun kerak bumi dan di daerah sesar atau
fault.
Para peneliti kebumian berkesimpulan bahwa penyebab utama
terjadinya gempa bumi berawal dari adanya gaya pergerakan di dalam interior
bumi (gaya konveksi mantel) yang menekan kerak bumi (outer layer) yang bersifat
rapuh, sehingga ketika kerak bumi tidak lagi kuat dalam merespon gaya gerak
dari dalam bumi tersebut maka akan membuat sesar dan menghasilkan gempa bumi.
Akibat gaya gerak dari dalam bumi ini maka kerak bumi telah terbagi-bagi
menjadi beberapa fragmen yang di sebut lempeng (Plate). Gaya gerak penyebab
gempa bumi ini selanjutnya disebut gaya sumber tektonik (tectonic source).
3. Proses Terjadinya Gempa
Terdapat dua teori yang menyatakan proses terjadinya atau
asal mula gempa yaitu pergeseran sesar dan teori kekenyalan elastis. Gerak
tiba2 sepanjang sesar merupakan penyebab yang sering terjadi. Klasifikasi gempa
bumi secara umum berdasarkan sumber kejadian gempa (R.Hoernes, 1878). Setiap
bencana alam selalu mengakibatkan penderitaan bagi masyarakat, korban jiwa dan
harta benda kerap melanda masyarakat yang berada di sekitar lokasi bencana.
4. Dampak Yang Ditimbulkan
Oleh Gempa
·
Gelombang tsunami
·
Kerusakan bangunan
·
Mengubah topografi atau bentuk muka bumi
·
Menyebabkan keretakan permukaan bumi
·
Menyebabkan perubahan tata air tanah
·
Mengakibatkan trauma psikis atau mental
5. Upaya Penaggulangan
· Upaya
penanggulangan sebelum terjadi gempa:
o Mengetahui pintu-pintu keluar masuk untuk
keadaan darurat.
o Barang/benda yang berbobot berat disimpan
di tempat yang kokoh dan stabil terhadap guncangan.
o Pipa saluran gas dan pipa saluran air
dipastikan tidak bocor dan tertutup baik saat tidak digunakan untuk mencegah
bencana pengiring gempa seperti kebakaran dan gangguan sanitasi.
o Kabel-kabel listrik ditata rapi untuk
menghindari hubungan singkat akibat guncangan dan dipastikan sekering berfungsi
dengan baik.
· Upaya
penanggulangan saat terjadi gempa:
o Jika berada di dalam bangunan: usahakan
tetap tenang dan tidak panic, gunakan pintu dan tangga darurat untuk keluar dan
jangan menggunakan lift atau elevator, jangan berlindung di bawah jembatan,
jalan laying, ataupun benda-benda yang menggantung tapi berlindunglah di bawah
meja yang kokoh, dan jangan dulu masuk bangunan sebelum dipastikan tidak
terjadi gempa susulan selang beberapa lama.
o Jika berada di luar bangunan: carilah tanah
lapang, jangan berlindung di bawah pohon atau di tempat dekat tiang/gardu
listrik, dan jika getaran gempa kuat, ambillah posisi duduk daripada berdiri.
o Jika sedang mengemudikan kendaraan;
hentikan perjalanan dan segera menepi, jangan memberhentikan kendaraan di atas
jembatan, jalan laying, atau persimpangan jalan, dan jangan segera melanjutkan
perjalanan sebelum dipastikan tidak terjadi gempa susulan selang beberapa lama.
· Upaya
penanggulangan setelah terjadi gempa:
o Periksa diri Anda dan orang di sekeliling
Anda apakah baik-baik saja atau mengalami luka-lukaa.
o Jika terdapat korban yang mengalami
luka-luka, gunakan kotak P3K sebagai pertolongan pertama dan segera bawa ke
Puskesmas/rumah sakit terdekat.
o Nyalakan radio atau televise untuk
mengetahui informasi dari instansi pemerintah.
o Jika getaran gempa cukup kuat, dirikanlah
untuk sementara tenda-tenda darurat di halaman atau tanah lapang untuk
menghindari gempa susulan.
o Periksa keadaan rumah dan sekeliling rumah
Anda, jika terdapat puing-puing segera dibersihkan.
C.gunung meletus
1. Pengertian
Gunung meletus, terjadi akibat endapan magma di dalam
perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Dari
letusan-letusan seperti inilah gunung berapi terbentuk. Letusannya yang membawa
abu dan batu menyembur dengan keras sejauh radius 18 km atau lebih, sedang
lavanya bisa membanjiri daerah sejauh radius 90 km. Letusan gunung berapi bisa
menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang besar sampai ribuan kilometer
jauhnya dan bahkan bias mempengaruhi putaran iklim di bumi ini. Hasil letusan
gunung berapi berupa:
2. Penyebab teradinya
Gunung Meletus
·
Peningkatan kegempaan vulkanik
·
Peningkatan suhu kawah
·
Peningkatan gelombang magnet dan listrik, hingga terjadinya deformasi pada
tubuh gunung.
·
Lempeng-lempeng bumi saling berdesakan dan magma di perut bumi pun mendesak
serta mendorong permukaan bumi dan memicu aktivitas geologis, vulkanik, dan
tektonik.
· Akibat
tekanan yang amat tinggi, magma mendesak keluar (erupsi) dari permukaan bumi
sebagai lava.
3. Proses terjadinya Gunung
Meletus
Dalam beberapa letusan, gumpalan awan besar naik ke atas
gunung, dan sungai lava mengalir pada sisi-sisi gunung tersebut. Dalam letusan
yang lain, abu merah panas dan bara api menyembur keluar dari puncak gunung,
dan bongkahan batu-batu panas besar terlempar tinggi ke udara. Sebagian kecil
letusan memiliki kekuatan yang sangat besar, begitu besar sehingga dapat
memecah-belah gunung.
Pada dasarnya, gunung berapi terbentuk dari magma, yaitu
batuan cair yang terdalam di dalam bumi. Magma terbentuk akibat panasnya suhu
di dalam interior bumi. Pada kedalaman tertentu, suhu panas ini sangat tinggi
sehingga mampu melelehkan batu-batuan di dalam bumi. Saat batuan ini meleleh,
dihasilkanlah gas yang kemudian bercampur dengan magma. Sebagian besar magma
terbentuk pada kedalaman 60 hingga 160 km di bawah permukaan bumi. Sebagian
lainnya terbentuk pada kedalaman 24 hingga 48 km.
Magma yang mengandung gas, sedikit demi sedikit naik ke
permukaan karena massanya yang lebih ringan dibanding batu-batuan padat di
sekelilingnya. Saat magma naik, magma tersebut melelehkan batu-batuan di
dekatnya sehingga terbentuklah kabin yang besar pada kedalaman sekitar 3 km
dari permukaan. Magma chamber inilah yang merupakan gudang (reservoir) darimana
letusan material-material vulkanik berasal.
Magma yang mengandung gas dalam kabin magma berada dalam
kondisi di bawah tekanan batu-batuan berat yang mengelilinginya. Tekanan ini
menyebabkan magma meletus atau melelehkan conduit (saluran) pada bagian batuan
yang rapuh atau retak. Magma bergerak keluar melalui saluran ini menuju ke
permukaan. Saat magma mendekati permukaan, kandungan gas di dalamnya terlepas.
Gas dan magma ini bersama-sama meledak dan membentuk lubang yang disebut lubang
utama (central vent). Sebagian besar magma dan material vulkanik lainnya kemudian
menyembur keluar melalui lubang ini. Setelah semburan berhenti, kawah (crater)
yang menyerupai mangkuk biasanya terbentuk pada bagian puncak gunung berapi.
Sementara lubang utama terdapat di dasar kawah tersebut.
4. Dampak Yang Ditimbulkan Oleh
Gunung Meletus
· Dampak
Negatif:
o Bahaya langsung, terjadi pada saat letusan
(lava, awan panas, jatuhan piroklastik/bom, lahar letusan dan gas beracun).
o Bahaya tidak langsung, terjadi setelah
letusan (lahar hujan, kelaparan akibat rusaknya lahan
pertanian/perkebunan/ perikanan), kepanikan, pencemaran udara/air oleh gas
racun: gigi kuning/ keropos,endemi gondok, kecebolan dsb.
· Dampak
Positif :
o Bahan galian: seperti batu dan pasir bahan
bangunan, peralatan rumah tangga,patung, dan lain lain.
o Mineral : belerang, gipsum,zeolit dan juga
mas (epitermal gold).
o Energi panas bumi: listrik, pemanas
ruangan, agribisnis
o Mata air panas : pengobatan/terapi
kesehatan.
o Daerah wisata: keindahan alam
o Lahan yang subur: pertanian dan perkebunan
o Sumberdaya air: air minum,
pertanian/peternakan, dll.
5. Upaya Penaggulangan
-
Cari tahu tentang system pengamanan di komunitas daerah masing-masing serta
bagan alur keadaan darurat
-
Waspadai mengenai bahaya yang menyertai letusan gunungapi yaitu :
- Lahar dan banjir
bandang
-
Lakukan rencana evakuasi
-
Hubungi pihak-pihak yang berwenang mengenai penanggulangan bencana.
-
Walaupun tampaknya lebih aman untuk tinggal di dalam rumah sampai
gunungapi berhenti meletus, tapi apabila anda tinggal di daerah
rawan bahaya gunungapi akan sangat berbahaya. Patuhi instruksi yang berwenang
dan lakukan secepatnya.
D.banjir
1. Pengertian
Banjir merupakan fenomena alam yang biasa terjadi di
suatu kawasan yang banyak dialiri oleh aliran sungai. Secara sederhana banjir
dapat didefinisikan sebagainya hadirnya air di suatu kawasan luas sehingga
menutupi permukaan bumi kawasan tersebut.
Dalam cakupan pembicaraan yang luas, kita bisa melihat
banjir sebagai suatu bagian dari siklus hidrologi, yaitu pada bagian air di
permukaan Bumi yang bergerak ke laut. Dalam siklus hidrologi kita dapat melihat
bahwa volume air yang mengalir di permukaan Bumi dominan ditentukan oleh
tingkat curah hujan, dan tingkat peresapan air ke dalam tanah.
2. Penyebab terjadinya
banjir
· Sungai
Lama: Endapan dari hujan atau pencairan salju cepat
melebihi kapasitas saluran sungai. Diakibatkan hujan deras monsun, hurikan dan
depresi tropis, angin luar dan hujan panas yang mempengaruhi salju. Rintangan
drainase tidak terduga seperti tanah longsor, es, atau puing-puing dapat
mengakibatkan banjir perlahan di sebelah hulu rintangan.
Cepat: Termasuk banjir bandang akibat curah hujan
konvektif (badai petir besar) atau pelepasan mendadak endapan hulu yang
terbentuk di belakang bendungan, tanah longsor, atau gletser.
Sungai-sungai yang sudah tidak lagi berfungsi maksimal
dalam menampung air. Selain karena pendangkalan dan rumah-rumah penduduk yang
menyemut di sepanjang pinggirannya, juga karena sungai-sungai ini penuh dengan
sampah. Berbagai jenis sampah dapat ditemukan di badan sungai. Di beberapa
tempat, tumpukan sampah itu begitu banyak sehingga menjadi sebuah daratan yang
dapat diinjak manusia.
· Muara
Biasanya diakibatkan oleh penggabungan pasang laut yang
diakibatkan angin badai. Banjir badai akibat siklon tropis atau siklon
ekstratropismasuk dalam kategori ini.
· Pantai
Diakibatkan badai laut besar atau bencana lain seperti
tsunami atau hurikan. Banjir badai akibat siklon tropis atau siklon
ekstratropismasuk dalam kategori ini.
·
Peristiwa Alam
Diakibatkan oleh peristiwa mendadak seperti jebolnya
bendungan atau bencana lain seperti gempa bumi dan letusan gunung berapi.
· Manusia
Kerusakan akibat aktivitas manusia, baik disengaja atau
tidak merusak keseimbangan alam
· Lumpur
Banjir lumpur terjadi melalui penumpukan endapan di tanah
pertanian. Sedimen kemudian terpisah dari endapan dan terangkut sebagai materi
tetap atau penumpukan dasar sungai. Endapan lumpur mudah diketahui ketika mulai
mencapai daerah berpenghuni. Banjir lumpur adalah proses lembah bukit, dan
tidak sama dengan aliran lumpur yang diakibatkan pergerakan massal.
3. Proses Terjadinya Banjir
Secara alamiah banjir disebabkan oleh terjadinya hujan
lokal dan propagasi limpasan dari daerah hulu pada satu daerah tangkapan.
Secara non ilmiah banjir dapat terjadi karena ulah manusia.
Proses terjadinya banjir secara alamiah itu
seperti,turunnya hujan jatuh kepermukaan bumi dan tertahan oleh tumbuh-tumbuhan
setelah itu masuk kepermukaan tanah mengalir ketempat yang lebih rendah setelah
itu terjadi penguapan dan keluar kepermukaan daratan. Banjir yang terjadi
secara almiah dapat menjadi bancana bagi manusia bila banjir itu mengenai
manusia dan menyebabkan kerugian bagi manusia.
Sedangkan proses terjadinya banjir secara non alamiah
karena ulah manusia seperti,membuang sampah tidak pada tempatnya dan
menyebabkan aliran air tidak lancar sehingga air tersebut terapung di tempat
pembuangannya semakin lama semakin menguap setelah itu tinggi dan keluar
sehingga mengenai daratan dan menyebabkan banjir.
Proses banjir itu dapat terjadi secara alamiah dan karena
ulah manusia. Manusia dapat mengalami kerugian karena banjir itu karena mereka
mendiami tempa tinggal yang secara alamiah merupakan dataran banjir. Jadi bila
manusia bertampat tinggal di dataran yg sering terkena banjir bukan banjirlah
yg mendatangi manusia tapi manusialah yang mendatangi banjir.
4. Dampak yang ditimbulkan
oleh banjir
· Primer
·
Sekunder
·
Tersier/jangka panjang
5. Upaya Penaggulangan
Banjir
Mencegah dan menanggulangi banjir tak dapat dilakukan
oleh pemerintah saja atau orang perorang saja. Dibutuhkan komitmen dan
kerjasama berbagai pihak untuk menghindarkan Jakarta dan kota lain di Indonesia
dari banjir besar.
Tindakan-tindakan yang dapat dilakukan itu antara lain:
o Membuang lubang-lubang serapan air
o Memperbanyak ruang terbuka hijau
o Mengubah perilaku masyarakat agar tidak
lagi menjadikan sungai sebagai tempat sampah raksasa
Meninggikan bangunan rumah memang dapat menyelamatkan
harta benda kita ketika banjir terjadi, namun kita tidak mencegah terjadinya
banjir lagi. Manusia yang mengakibatkan banjir, manusia pula yang harus
bersama-sama menyelamatkan kota. Menyelamatkan Jakarta dari banjir besar bukan
hanya karena berarti menyelamatkan harta benda pribadi, namun juga
menyelamatkan wajah bangsa ini di mata dunia.
Partisipasi seluruh elemen masyarakat harus dilakukan
secara terorganisasi dan terkoordinasi agar dapat terlaksana secara efektif.
Sebuah organisasi masyarakat sebaiknya dibentuk untuk mengambil
tindakan-tindakan awal dan mengatur peran serta masyarakat dalam penanggulangan
banjir. Penanggulangan banjir dilakukan secara bertahap, dari pencegahan
sebelum banjir penanganan saat banjir , dan pemulihan setelah banjir. Tahapan
tersebut berada dalam suatu siklus kegiatan penanggulangan banjir yang
berkesinambungan, Kegiatan penanggulangan banjir mengikuti suatu siklus (life
cycle), yang dimulai dari banjir, kemudian mengkajinya sebagai masukan untuk
pencegahan sebelum bencana banjir terjadi kembali. Pencegahan dilakukan secara
menyeluruh, berupa kegiatan fisik seperti pembangunan pengendali banjir di
wilayah sungai sampai wilayah dataran banjir dan kegiatan non-fisik seperti
pengelolaan tata guna lahan sampai sistem peringatan dini bencana banjir.