Proses Terbentuknya Pelangi Dan Hujan
Terjadinya pelangi adalah pembiasan cahaya. Ketika dibiaskan, cahaya akan berubah arah. Biasanya. pembelokan ini terjadi ketika cahaya pindah dari medium satu ke yang lain.
Hal ini terjadi karena cahaya bergerak dengan kecepatan berbeda dalam medium berlainan. Ketika memasuki prisma kaca, cahaya akan dibelokkan. Begitu pula jika keluar dari prisma. Selain membiaskan cahaya, prisma memisahkan cahaya putih menjadi komponen warnanya. Warna cahaya yang berlainan ini berbeda frekuensinya, sehingga memiliki kecepatan tempuh berbeda ketika memasuki suatu zat. Cahaya yang kecepatannya rendah di dalam kaca akan dibelokkan lebih tajam ketika pindah dari udara ke kaca, karena perbedaan kecepatannya berlainan. Tak mengherankan jika komponen yang membentuk cahaya putih dipisahkan berdasarkan frekuensinya ketika melewati kaca. Pada prisma, cahaya akan dibelokkan dua kali, ketika masuk dan keluar, sehingga penyebaran cahaya terjadi.
Tetesan air hujan dapat membiaskan dan menyebarkan cahaya mirip sebuah prisma. Dalam kondisi yang tepat, pembiasan cahaya ini membentuk pelangi.
Dari peristiwa yang menyebabkan sinar monokromatik menjadi 7 sinar polikromatik yang dikenal dengan mejikuhibiniu, yaitu Merah, Jingga, Kuning, Hijau, Biru, Nila, Ungu. Pelangi dapat kita lihat jika matahari cukup rendah di kaki langit (karena itu mengapa pelangi tidak terjadi di siang yang terik), dan kita harus berada membelakangi matahari untuk melihat pelangi.
Hujan adalah peristiwa turunnya air dari langit ke bumi. Awalnya air hujan berasal dari air dari bumi seperti air laut, air sungai, air danau, air waduk, air rumpon, air sawah, air comberan, air susu, air jamban, air kolam, air ludah, dan lain sebagainya. Selain air yang berbentuk fisik, air yang menguap ke udara juga bisa berasal dari tubuh manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, serta benda-benda lain yang mengandung air.
Air-air tersebut umumnya mengalami proses penguapan atau
evaporasi akibat adanya bantuan panas matahari. Air yang menguap / menjadi uap
melayang ke udara dan akhirnya terus bergerak menuju langit yang tinggi bersama
uap-uap air yang lain. Di langit yang tinggi uap tersebut mengalami proses
pemadatan atau kondensasi sehingga membentuk awan. Dengan bantuan angin
awan-awan tersebut dapat bergerak kesana-kemari baik vertikal, horizontal dan
diagonal.
Akibat angin atau udara yang bergerak pula awan-awah saling
bertemu dan membesar menuju langit / atmosfir bumi yang suhunya rendah atau
dingin dan akhirnya membentuk butiran es dan air. Karena berat dan tidak mampu
ditopang angin akhirnya butiran-butiran air atau es tersebut jatuh ke permukaan
bumi (proses presipitasi). Karena semakin rendah suhu udara semakin tinggi maka
es atau salju yang terbentuk mencair menjadi air, namun jika suhunya sangat
rendah maka akan turun tetap sebagai salju.
Hujan tidak hanya turun berbentuk air dan es saja, namun
juga bisa berbentuk embun dan kabut. Hujan yang jatuh ke permukaan bumi jika
bertemu dengan udara yang kering, sebagian ujan dapat menguap kembali ke udara.
Bentuk air hujan kecil adalah hampir bulat, sedangkan yang besar lebih ceper
seperti burger, dan yang lebih besar lagi berbentuk payung terjun. Hujan besar
memiliki kecepatan jatuhnya air yang tinggi sehingga terkadang terasa sakit
jika mengenai anggota badan kita.
Hujan buatan adalah hujan yang dibuat oleh campur tangan
manusia dengan membuat hujan dari bibit-bibit awan yang memiliki kandungan air
yang cukup, memiliki kecepatan angin rendah yaitu sekitar di bawah 20 knot,
serta syarat lainnya. Ujan buatan dibuat dengan menaburkan banyak garam khusus
yang halus dan dicampur bibit / seeding ke awan agar mempercepat terbentuknya
awan jenuh. Untuk menyemai / membentuk hujan deras, biasanya dibutuhkan garam
sebanyak 3 ton yang disemai ke awan potensial selama 30 hari. Hujan buatan saja
bisa gagal dibuat atau jatuh di tempat yang salah serta memakan biaya yang
besar dalam pembuatannya.
Juhan buatan umumnya diciptakan dengan tujuan untuk membantu
daerah yang sangat kering akibat sudah lama tidak turun hujan sehingga dapat
mengganggu kehidupan di darat mulai dari sawah kering, gagal panen, sumur
kering, sungai / danau kering, tanah retak-retak, kesulitan air bersih, hewan
dan tumbuhan pada mati dan lain sebagainya. Dengan adanya hujan buatan
diharapkan mampu menyuplai kebutuhan air makhluk hidup di bawahnya dan membuat
masyarakat hidup bahagia dan sejahtera.
Hujan yang berlebih pada suatu lokasi dapat menimbulkan
bencana pada kehidupan di bawahnya. Banjir dan tanah longsor adalah salah satu
akibat dari hujan yang berlebihan. Perubahan iklim di bumi akhir-akhir ini juga
mendukung persebaran hujan yang tidak merata sehingga menimbulkan berbagai
masalah di bumi.
owh jadi air yang menguap dari tubuh manusia juga bisa yah
BalasHapusowh jadi air yang menguap dari tubuh manusia juga bisa yah
BalasHapus