Jumat, 02 Agustus 2013

pembagian dzikir


"Pembagian Dzikir"

Peringkat dzikirullah itu ada yang diucapkapkan atau lafadzkan dengan mengeraskan suara ada pula yang hanya dengan suara hati, namun sebagai pemula atau tingkat latihan sebaiknya gunakan cara lafadz atau mengeraskan suara.

Setelah itu Dzikrullah akan merayap naik tingkat demi tingkat keseluruh diri kita hingga turun ke hati, ke ruh atau menjiwa, yang akhirnya masuk ke peringkat rahasia. Dari tingkat rahasia ini akan terus bergerak menuju tingkat paling rahasia, yaitu Rahasia dalam Rahasia ( sirr al-Asrar ). Namun semua tingkatan terletak pada Karunia dan izin Allah Swt, karna Dialah yang berhak menentukan_Nya.

Dzikirullah yang hanya di lafadz kan oleh lisan, merupakan manifestasi dari hati agar tidak mudah melupakan Allah Swt. Bila Dzikir senyap (sunyi) atau dzikir hati merupakan pergerakan emosi atau perasaan, yaitu rasa tentang pendhohiran keagungan dan keindahan Allah Swt.

Sedangkan dzikir ruh lahir melalui Nurullah ( Cahaya Allah ) yang dipancarkan oleh keagungan dan keindahan Allah Swt. Dzikir peringkat rahasia lahir melalui Dzawq yang dirasakan dari hasil melihat rahasia-rahasia Allah Swt. Dzikir peringkat rahasia bagi segala rahasia (sirr al-Asrar) akan membawa kita pada pengertian ayat ini :

فى مقعد صدق عند مليك مقتدر

“ Di tempat yang disenangi di sisi Tuhan yang berkuasa.”

Dzikir peringkat terakhir adalah dzikir Khafiy al-Akhfa’, yaitu yang paling dalam dan paling tersembunyi. Dzikir ini akan membawa kita ke peringkat perasaan fana’ atau lenyap diri dari perasaan dan berpadu dengan Allah Swt.

Pada hakikatnya tidak seorang pun, kecuali Allah yang mengetahui keadaan seseorang yang telah memasuki peringkat itu, yang di dalamnya terkandung semua ilmu. Di situlah ujung atau penambat segala dan setiap seuatu.

Firman Allah Swt :

يعلم السر واخفي

“ Dia mengetahui yang rahasia dan yang lebih tersembunyi .” ( QS. Thaha:7 )

Demikianlah peringkat-peringkat dzikir yang kami sebutkan disini, semuanya itu hanya merupakan pendekatan agar kita dapat memahaminya. Namun hakikat Dzikir tidak dapat diketahui, kecuali dapat dirasakan saja.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar