Cara Mudah Membangun Usaha Tour & Travel
Anggrek merupakan tanaman hias yang beraneka ragam jenisnya.
Menurut Schuttleworth et al., 1970, terdapat sekitar 25.000 jenis anggrek yang
telah dideskripsikan. Tanaman anggrek sangat populer dan banyak digemari karena
keindahan bentuk bunga dan baunya yang khas. Keindahan dan keanekaragaman
anggrek terutama terlihat pada morfologi dan warna bunga, sedangkan bentuk
vegetatif tanaman hampir serupa. Distribusi anggrek sangat luas dengan
diversitas yang besar dan sebagian besar tanaman anggrek tumbuh di kawasan
tropis dan subtropis.
JENIS-JENIS TANAMAN ANGGREK BERDASARKAN HABITAT DAN TEMPAT HIDUPNYA
Dari tempat tumbuh dan habitatnya tanaman anggrek dapat
dibedakan menjadi lima
pengelompokan jenis, yaitu:
1) Anggrek epifit (ephytis) adalah jenis anggrek yang
menumpang pada batang/pohon lain tetapi tidak merusak/merugikan tanaman yang
ditumpangi (tanaman inang). Alat yang dipakai untuk menempel adalah akarnya,
sedangkan akar yang fungsinya untuk mencari makanan adalah akar udara. Anggrek
epifit membutuhkan naungan dari cahaya matahari. Di habitas aslinya, anggrek
ini kerap menempel dipohon-pohon besar dan rindang. Contoh anggrek epifit
antara lain: Dendrobium, Cattleya, Ondocidium, dan Phalaenopsis.
2) Anggrek semi epifit adalah jenis anggrek yang juga
menempel pada pohon/tanaman lain yang tidak merusak yang ditumpangi. Pada
anggrek semi epifit, selain untuk menempel pada media, akar lekatnya juga
berfungsi seperti akar udara yaitu untuk mencari makanan untuk berkembang.
Contoh anggrek semi epifit antara lain :Epidendrum, Leila, dan Brassavola.
3) Anggrek tanah (anggrek terrestris) adalah jenis anggrek
yang hidup di atas permukaan tanah. Anggrek jenis ini membutuhkan cahaya
matahari penuh atau cahaya matahari langsung. Contoh anggrek teresterial antara
lain Vanda, Renanthera, Arachnis, dan Aranthera.
4) Anggrek saprofit, adalah anggrek yang tumbuh pada media
yang mengandung humus atau daun-daun kering. Anggrek saprofit dalam
pertumbuhannya membutuhkan sedikit cahaya matahari. Contoh jenis ini antara
lain: Goodyera sp.
5) Anggrek litofit adalah jenis anggrek yang tumbuh pada
batu-batuan. Anggrek jenis ini biasanya tumbuh dibawah sengatan cahaya matahari
penuh. Contoh jenis ini antara lain: Dendrobium dan Phalaenopsis.
SYARAT-SYARAT TUMBUH TANAMAN ANGGREK
a) Iklim
1) Angin dan curah hujan tidak terlalu berpengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman anggrek.
2) Sinar matahari sangat dibutuhkan sekali bagi tanaman ini.
Kebutuhan cahaya berbeda-beda tergantung pada jenis tanaman anggrek. Ada yang memerlukan
intensitas penyinaran penuh, ada juga yang tidak penuh alias memerlukan
naungan. Kebutuhan cahaya berdasarkan jenis anggrek, yakni antara lain:
Arachnis Maggie Oei butuh 100% intensitas penyinaran, Arachnis Apple Blossom
butuh 100% intensitas penyinaran, Renanthera Hybrid butuh 100% intensitas
penyinaran, Vanda pensil dan vanda quarter butuh 100% intensitas penyinaran,
Dendrobium butuh 50-65% intensitas penyinaran, Aranda Hybrid butuh 50-65%
intensitas penyinaran, Oncidium Hybrid butuh 60-75% intensitas penyinaran,
Vanda berdaun lebar butuh 20-30% intensitas penyinaran, Phalaenopsis Hybrid
butuh 10-15% intensitas penyinaran, dan Cattleya Hybrid butuh 20-30% intensitas
penyinaran.
3) Suhu minimum untuk pertumbuhan anggrek adalah 15 derajat
C dan suhu maksiumnya adalah 28 derajat C. Jika suhu udara malam berada di
bawah 13 derajat C, maka daerah tersebut tidak dianjurkan untuk ditanam anggrek
(di dataran tinggi Dieng). Berdasarkan kebutuhan suhu, tanaman anggrek
dibedakan menjadi tiga tipe, yakni: 1) Anggrek tipe dingin, membutuhkan suhu
siang sekitar 18-21 derajat C. Anggrek yang termasuk dalam tipe ini adalah
Cymbidium sp. dan Miltona sp. 2) Anggrek tipe sedang, membutuhkan suhu siang
sekitar 21-24 derajat C, dan suhu malam sekitar 18-21 derajat C. Anggrek yang
termasuk tipe ini adalah Dendrobium sp. dan oncidium sp. 3) Anggrek tipe
hangat, membutuhkan suhu siang sekitar 24-29 derajat C dan suhu malam 21-24
derajat C. Anggrek yang termasuk dalam tipe ini adalah Vanda sp., Arachnis sp.,
dan Renanthera sp.
4) Kelembaban nisbi (RH) yang diperlukan untuk anggrek
berkisar antara 60–85%. Fungsi kelembaban yang tinggi bagi tanaman antara lain
untuk menghindari penguapan yang terlalu tinggi. Pada malam hari kelembaban
dijaga agar tidak terlalu tinggi, karena dapat mengakibatkan busuk akar pada
tunas-tunas muda. Oleh karena itu diusahakan agar media dalam pot jangan
terlampau basah. Sedangkan kelembaban yang sangat rendah pada siang hari dapat
diatasi dengan cara pemberian semprotan kabut di sekitar tempat pertanaman
dengan bantuan sprayer.
b) Media Tanam Anggrek
Terdapat 3 jenis media untuk tanaman anggrek, yaitu:
1) Media untuk anggrek epifit dan semi epifit terdiri dari:
serat pakis yang telah digodok, kulit kayu yang dibuang getahnya, serabut
kelapa yang telah direndam air selama 2 minggu, ijuk, potongan batang pohon
enau, arang kayu, pecahan genting/batu bata, bahan-bahan dipotong menurut
ukuran besar tanaman dan akarnya. Untuk anggrek semi epifit yang akarnya
menempel pada media untuk mencari makanan, perlu diberi makanan tambahan seperti
kompos, pupuk kandang/daun-daunan.
2) Media untuk anggrek terrestria : Jenis anggrek ini hidup
di tanah maka perlu ditambah pupuk kompos, sekam, pupuk kandang, darah
binatang, serat pakis dan lainnya.
3) Media untuk anggrek semi terrestria : Bahan untuk media
anggrek ini perlu pecahan genteng yang agak besar, ditambah pupuk kandang
sekam/serutan kayu. Dipakai media pecahan genting, serabut kayu, serat pakis
dan lainnya.
c) Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat yang cocok bagi budidaya tanaman ini dapat
dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
1. Anggrek panas (ketinggian 0-650 m dpl) : Anggrek panas
memerlukan suhu udara 26-30 derajat C pada siang hari, 21 derajat C pada malam
hari, dengan daerah ketinggian 0-650 meter dpl. Contoh jenis anggrek ini
adalah: Dendrobium phalaenopsis, Onchidium Papillo, dan Phaphilopedillum
Bellatum
2. Anggrek sedang (ketinggian 150-1500 m dpl) : Anggrek
sedang pada suhu udara siang hari 21 derajat C dan 15–21 derajat C,pada malam
hari, dengan ketinggian 150-1500 m dpl.
3. Anggrek dingin (lebih dari 1500 m dpl) : Anggrek dingin
jarang tumbuh di Indonesia, tumbuh baik pada suhu udara 15-21 derajat C di
siang hari dan 9–15 derajat C pada malam hari, dengan ketinggian = 1500 m dpl.
Contoh: anggrek jenis Cymbidium.
PERBANYAKAN TANAMAN ANGGREK
Perbanyakan Tanaman Secara Generatif
Buah anggrek merupakan buah lentera. Artinya buah akan pecah
ketika matang. Bagian yang membuka adalah bagian tengahnya, bukan diujung atau
pangkal buah. Bentuk buah anggrek berbeda-beda, tergantung pada jenisnya. Biji
yang keluar dari buah anggrek yang telah matang tidak seperti kebanyakan biji
tanaman lain. Biji anggrek berukuran mikroskopis hampir seperti tepung dan
dalam satu buah dihasilkan jutaan biji. Biji anggrek tidak dapat berkecambah
begitu saja karena bijinya tidak mempunyai cadangan makanan. Biji anggrek dapat
tumbuh di alam jika mendapatkan tambahan makanan dari sejenis jamur yang hidup
di dalam akar anggrek dewasa yang disebut mikorhiza. Sekarang ini sudah
dikembangkan teknik menanam biji anggrek melalui media tanam buatan yang
terdiri dari senyawa-senyawa kimia yang dibutuhkan oleh biji anggrek untuk
berkecambah.
Faktor-faktor penting dalam perkecambahan dan pertumbuhan
biji anggrek antara lain:
a) Karbohidrat; unsur karbohidrat yang dibutuhkan dalam
perkecambahan biasanya adalah gula sederhana golongan Oligosakarida dan yang
umum digunakan dalam medium buatan yaitu: sukrosa dan fruktosa. Gula ini
diperlukan biji untuk berkecambah (tunas keluar dari biji) dan sebagai cadangan
makanan sebelum tunas mampu membentuk makanan sendiri.
b) Nitrogen; senyawa amonia, nitrat dan urea dalam
perkecambahan biji digunakan sebagai bahan utama pembentukan sel-sel tumbuhan.
c) Mineral; unsur-unsur kalium (K), magnesium (Mg), kalsium
(Ca) dan fosfor (P) adalah mineral yang dibutuhkan dalam jumlah banyak dan
digunakan dalam bentuk senyawa kompleks. Tanpa unsur ini tunas anggrek yang
sudah berkecambah akan mati tetapi jika kadar dalam medium terlalu pekat akan
menyebabkan keracunan bagi tanaman. Kadar unsur-unsur diatas yang dianjurkan
adalah 40 mg/L media.
d) Penyinaran; dibutuhkan tanaman anggrek sebagai syarat
pokok dalam proses pembentukan cadangan makanan yang disebut proses
fotosintesis. Intensitas yang dibutuhkan antara 400 - 3000 lux. Sinar yang
digunakan dapat sinar matahari difus, lampu neon dan lampu Cool White. Ukuran
umum yang sering digunakan adalah lampu neon putih 40 watt diletakkan 1,5
hingga 2 meter dari rak-rak temapt botol perkecambahan. Semakin kecil daya yang
digunakan jarak lampu ke tanaman semakin dekat.
e) Suhu; temperature optimal perkecambahan yang digunakan
untuk semua jenis anggrek antara 20oC - 25oC. Temperature yang terlalu tinggi
akan menyebabkan kelayuan karena penguapan terlalu besar, sedangkan temperature
yang terlalu dingin menyebabkan pertumbuhan tanaman lambat.
f) pH (keasaman) media; pH media tanam berkisar antara
4,8-5,2 dengan toleransi kisaran antara 3,6 hingga 7,6. Perlu diketahui selama
pertumbuhan tunas anggrek keasaman media dapat mengalami perubahan.
g) Vitamin dan Hormon; kedua unsur ini digunakan untuk
memacu pertumbuhan tunas. Selain digunakan dalam bentuk senyawa murni, vitamin
dan hormon didapatkan dari penggunaan zat additiv dalam media misalnya pisang,
kentang, buah tomat dan lainnya.
Dengan menggunakan media buatan dalam mengecambahkan biji
anggrek dapat menaikkan prosentase keberhasilan perkecambahan biji anggrek
secara alami dari 5%-8% perkecambahan menjadi 60%-80%.
a) Penyebaran Biji Anggrek
Peralatan yang digunakan untuk penyebaran biji harus bersih.
Sebelum biji disebar harus disterilkan dulu dengan 10 gram kaporit dilarutkan
dalam 100 cc air kemudian saring kertas filter, dimasukkan ke dalam botol. Biji
dimasukan dalam botol dan digojog 10 menit. (biji anggrek yang semula kuning
kecoklatan berubah warna menjadi kehijauan). Kemudian air dibuang dan diganti
dengan aquades, digojog berulang kali (2–3 kali).
Peralatan yang digunakan untuk penyebaran biji harus
bersih. Botol-botol yang telah
disterilkan dapat digunakan untuk menyebaran biji anggrek. Sebelum botol
dibuka, leher botol dipanaskan di atas lampu spritus untuk menghilangkan kuman.
Untuk memasukan biji anggrek ke dalam botol digunakan pipet yang dibersihkan
dulu dengan cara pemanasan di atas lampu spritus sampai merah kemudian dicelup
kedalam spritus. Botol yang telah
terbuka kemudian diisi biji anggrek dan diratakan keseluruh permukaan
alas makanan yang telah disediakan. Sebelum botol ditutup kita panaskan lagi di
atas spritus kemudian ditutup kembali.
b) Penyemaian Benih Anggrek
Persiapkan botol yang bermulut lebar bersih dan tidak
berwarna agar dapat meneruskan cahaya matahari yang dibutuhkan dan mudah
dilihat. Tutup botol dari kapas digulung-gulung sampai keras, ujung diikat tali
untuk memudahkan dicopot kembali, atau kain sisa yang dipotong potong.
Kerapatan tutup botol menjaga agar akteri/jamur tidak masuk sehingga tidak
terinfeksi atau terkontaminasi.
Persiapkan lemari kaca (ent-kas) yang bersih dari
bakteri/jamur dengan kain yang sudah dicelup formalin udara dalam lemari
disterilkan dengan kapas dipiring dituangi formalin supaya menguap mensterilkan
kaca (ent-kas).
Pembuatan alas makanan anggrek biasanya dipakai resep
Khudson C (NORTHEN) 12 yaitu: Ca(NO3)2H2O : 1,00 gram, KH2PO4 : 0,25 gram,
MgSO47H2O : 0,25 gram, (NH4)2SO4 : 0,25 gram, Saccharose : 20 gram, FeSO4 4H2O
: 0,25 gram, MnSO4 : 0,0075 gram, Agar-agar : 15–17,5 gram, Aquadest : 1000 cc.
Pembuatan alas makanan diperlukan pH 5,2, dipergunakan pH meter/kertas pH
tekstil/Indikator Paper. Sterilisasi dengan cara dipanaskan dalam Autoclaf yang
sampai 110 derajat C selama setengah jam atau dengan dandang kemudian diletakan
pada tempat bersih, dengan posisi miring, sehingga makanan setinggi 1/2–2/3
tinggi botol (dari alas sampai ke leher botol) dan didiamkan selama 5–7 jam
untuk mengetahui sterilisasi yang sempurna.
c) Pemindahan Bibit Anggrek
Setelah tanaman di dalam botol berumur 9–12 bulan terlihat
besar, tumbuh akar. Dalam tingkat ini bibit sudah dapat dipindahkan kedalam pot
penyemaian yang berdiameter 7 cm, 12 cm atau 16 cm yang berlubang. Siapkan
pecahan genting, dan akar pakis warna coklat, di potong dengan panjang 5–30 mm
sehingga serabutnya terlepas satu sama lainnya. Sebelum dipakai terlebih dulu
dicuci bersih dan biarkan airnya hilang. Akar pakis setelah dicuci, direndam
dulu dalam alas makanan selama 24 jam yang berupa: Urea atau ZA : 0,50 mg, DS,
TS atau ES : 0,25 mg, Kalium sulfat atau K2SO4 : 0,25 mg, Air : 1000 cc.
Alaternatif lain sebagai alas makanan, dapat juga dipakai
pupuk buatan campuran unsur N, P, K perbandingan 60:30:10 atau dapat juga
digunakan pupuk kandang yang telah dicampur pakis dengan perbandingan pakis:
pupuk kandang = 4:1. Selain itu dapat digunakan kulit Pinus yang di potong
kecil sebesar biji kacang tanah, yang telah direndam dalam alas makanan seperti
akar pakis selama 24 jam. Untuk isian pot ini dapat juga digunakan arang kayu
bakar/serabut kelapa yang dipotong-potong sebesar ibu jari. Pot yang disiapkan
diisi dengan pecahan genting 1/3 tinggi pot/layah, kemudian isi remukan pakis
tersebut setinggi 1 cm di bawah tepi pot/layah (tidak perlu dipadatkan).
Pemindahan bibit ke dalam pot dilakukan dengan mengeluarkan tanaman di botol
dengan memasukkan air bersih ke dalam botol. Dengan kawat bersih berujung
seperti huruf U, tanaman dikeluarkan satu persatu (akar lebih dahulu). Setelah
keluar tanaman dicuci kaporit 1 % kemudian dengan air bersih. Seedlings
(semaian) ditanam dalam pot dengan rapat. Apabila di dalam botol sudah terjadi
kontaminasi jamur sebaik lebih dulu direndam di dalam antibiotic (penicillin,
streptomycin yang telah lewat expirydatenya) 10 menit baru ditanam.
d) Pemindahan dari Pot Penyemaian
Setelah tanaman pada pot penyemaian cukup tinggi, maka
tanaman dipindahkan ke pot biasa yang berdiamater 4–6 cm, yang berisi potongan
genting/batu bata merah, kemudian beri pakis/kulit pinus yang telah direndam
dalam alas makanan sampai 1 cm di bawah tepi pot.
Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif
Perbanyakan vegetatif umumnya bisa menghasilkan turunan yang
sifatnya sama dengan induknya. Kalaupun ada penyimpangan, hal ini disebabkan
oleh faktor luar, seperti kurangnya unsur hara tanaman. Perbanyakan vegetatif
dilakukan dengan cara mengambil bagian tanaman lalu menanamnya secara terpisah
dari induknya.
1) Setek Pucuk
Perbanyakan dengan cara setek cocok dilakukan pada anggrek
berbatang satu (monopodial). Monopodial adalah batang anggrek yang terus
menerus tumbuh ke atas dan tak terbatas, tanpa memiliki cabang atau ranting.
Disepanjang batang selalu muncul akar-akar udara yang berguna mencari makan,
sekaligus untuk merekatkan diri pada benda-benda yang terdapat disekitarnya. Contohnya Arachnis, Aranthera,
Renanthera, Vanda pensil, Vanda semi terete dan Vanda quarter terete.
Perbanyakan anggrek monopodial dilakukan dengan memotong setek pucuk atau setek
ujung batang. Bagian yang terpotong minimal mempunyai dua akar, tanpa
mengurangi jumlah daun. Panjang stek bagian atas 40-50 cm. Sisa batang bawah
tetap dipelihara karena dapat mengeluarkan beberapa tunas baru. Bila tunas baru
sudah membentuk daun dan mengeluarkan minimal 2 akar maka tunas anakan dapat
dipotong dan digunakan sebagai bibit.
Cara penanaman setek pucuk sebagai berikut.
a. Penanaman di pot
Sebelum ditanami, dasar pot lebih dahulu diisi pecahan batu
bata atau genting setinggi sepertiga bagian. Pecahan batu-bata atau genting
berfungsi untuk menjaga kelembapan agar tetap tinggi. Juga sebagai pemberat
agar pot tidak mudah rebah. Selanjutnya, pot tersebut diisi media tumbuh sabut
kelapa, arang, pakis, atau sejenisnya. Setek ditanam tepat dibagian tengah. Penanaman
dalam pot umumnya dilakukan pada anggrek monopodial yang bersifat epifit
seperti Vanda berdaun lebar (Vanda daun).
b. Penanaman di bedengan
Di sepanjang jalur penanaman diberi batu-bata atau genting
agar media tumbuh tidak keluar dari bedengan. Karena sifat pertumbuhan anggrek
monopodial cenderung tumbuh ke atas tanpa batas maka diperlukan penyangga yang
terbuat dari kayu, bambu, besi, atau sejenisnya. Media tumbuh yang digunakan
pada umumnya berupa serutan kayu, sabut kelapa, atau sejenisnya. Di bagian atas
media tumbuh kadang ditambahkan pupuk kandang atau kompos yang sudah steril.
Setelah itu dicampur dengan pupuk buatan NPK 0,1-0,2%. Penyiraman dapat
dilakukan sehari setelah penanaman. Lakukan pada pagi hari pukul 06.00-07.00
dan sore hari pukul 17.00 - 18.00. Pemberian pupuk majemuk dapat diberikan
seminggu setelah penanaman. Pupuk itu dilarutkan dan disemprotkan ke seluruh
bagian tanaman dengan dosis 0,1-0,2% setiap dua kali seminggu. Pemberian
tambahan pupuk buatan dalam bentuk granula dapat dilakukan setiap 1-2 bulan
sekali atau sesuai anjuran yang diletakkan di atas media tumbuhnya.
2) Pemisahan Rumpun untuk tanaman anggrek tipe simpodial
Pemisahan rumpun dilakukan pada anggrek berbatang banyak
(simpodial). Yang dimaksud dengan simpodial adalah tumbuh secara bersama
(berumpun). Anggrek ini tidak tumbuh
memanjang, tetapi memiliki cara sendiri untuk memperbanyak diri secara
vegetatif, yakni membuat banyak anakan seperti bonggol pohon pisang. Contohnya
Cattleya, Cymbidium, Dendrobium, dan Oncidium.
Perbanyakan anggrek simpodial dilakukan melalui pemisahan
rumpun atau pemisahan anakan adventif (tunas yang tumbuh di ruas-ruas batang).
Pemisahan rumpun dapat dilakukan bila pot telah penuh dan padat oleh tunas
anakan. Tunas anakan itu kemudian dipisahkan dari tanaman induknya. Anakan yang
dipisah sebaiknya memiliki 3 anakan dan bagian dasar dari anakan (rhizome)
harus tetap saling berhubungan antara yang satu dengan lainnya. Semua akar yang
tidak aktif atau akar tua dibuang sehingga anakan tampak seperti tidak berakar.
Cara penanamannya, dasar pot diisi dengan pecahan batu-bata
atau genting setinggi sepertiga bagian. Di atasnya diisi lagi dengan media
tumbuh setinggi sepertiga bagian. Selanjutnya anakan tersebut ditanam dengan
mengatur posisi. Anakan yang paling tua diletakkan di dekat atau menempel pada
bibir pot bagian pinggir atas. Dengan cara ini pertumbuhan tunas anakan dapat
mengisi seluruh permukaan bagian pot. Apabila anakan yang tua diletakkan di
bagian tengah pot maka pertumbuhannya akan tidak seimbang. Sebelum anakan
ditanam, pangkalnya terutama luka bekas potong dicelup sekilas dalam larutan
fungisida atau bakterisida. Apabila kesulitan mengeluarkan anakan karena sangat
keras melekat erat di pot dan media maka pot sebaiknya dipecahkan. Hati-hati
untuk menghindari kerusakan atau putusnya anakan. Penyiraman dilakukan kurang
lebih 3-4 hari setelah penanaman. Adapun pemupukan dilakukan kurang lebih
seminggu setelah penanaman.
3) Pemotongan Keiki
Keiki adalah anakan yang tumbuh liar di ujung umbi. Keiki
ini umumnya muncul di ruas-ruas tanaman anggrek dewasa. Keiki terbentuk jika
media tanam tidak pernah diganti, sehingga akar tanaman banyak rusak. Hal ini
menyebabkan pertumbuhan tunas pindah ke ruas tanaman. Pada tanaman anggrek yang
rajin diganti media tanamnya, jarang muncul keiki. Keiki ini bila telah membentuk tanaman
seutuhnya lengkap dengan akarnya, maka keiki tersebut dapat dipisahkan dari
induknya dengan cara memotongnya dengan pisau yang tajam. Gunakan keiki yang
berukuran panjang kira-kira sejengkal dan sudah menghasilkanakar sebanyak 3-4
helai. Saat memotong keiki, umbi induk harus ikut terangkat. Tujuannya agar
anggrek tetap mendapat suplay makanan lewat umbi. Keiki sebainya tidak langsung
ditanam di pot. Tempelkan dulu di lempengan pakis sampai terjadi penambahan
umbi. Jika umbi sudah terbentuk 2-3 buah, keiki siap untuk dipindahkan ke pot.
Anggrek yang diperbanyak dengan keiki masa berbunganya lebih lama dibandingkan
dengan cara pemisahan rumpun. Perbanyakan anggrek dengan keiki ini hanya bisa
dilakukan pada anggrek Dendrobium sp.
4) Pemotongan Tunas Anakan
Walaupun jarang terjadi, tetapi adakalanya ujung akar atau
tangkai bunga Phalaenopsis muncul tunas anakan. Tunas anakan tersebut dapat
dipotong dan ditanam. Nantinya, tunas akan berkembang menjadi tanaman dewasa.
PENGOLAHAN MEDIA TANAM ANGGREK
Media tanam untuk tanaman anggrek tanah dibedakan:
a) Tanaman dalam pot. Apabila diameter pot yang dipilih
lebih kurang 30 cm maka perlu dipasang tiang penyangga di tengah-tengah pot, kemudian
pot diisi pecahan genting. Anggrek di letakkan di tengah dan akarnya disebar
merata dalam pot, kemudian batang anggrek diikat pada tiang. Pot diisi pupuk
kandang yang telah dicampur sesuai dengan komposisi kira-kira 2/3 dari pot.
b) Media tanam pada tanah berupa bak-bak tanam. Bak terbuat
dari batu bata merah panjang 2 m lebar 40 cm dan tinggi bak 2 lapis batu bata
merah. Pembuatan bak ini di atas tanah untuk menghindari dari kebecekan, di
tanah kering digali sedalam 10-20 cm kemudian diberi bata ukuran 40 cm x 2 m
dan jarak antara pembantas dengan yang lain 3 cm. Tiang penahan dibuat 4 buah
yang ditancapkan ke dalam tanah dengan ketinggian masing-masing 1,5 m. Antara
tiang satu dengan yang lain dihubungkan dengan kayu sehingga keempat tiang
tersebut merupakan suatu rangkaian.
PENANAMAN
Penanaman tanaman anggrek, disesuaikan dengan jenis tanaman
berdasarkan habitat dan tempat tumbuhnya anggrek, yaitu:
a) Anggrek adalah
anggrek yang menupang pada batang/pohon lain tetapi tidak merusak/merugikan
yang ditumpangi atau ditempelin. Alat yang dipakai untuk menempel adalah
akarnya, sedangkan akar yang fungsinya untuk mencari makanan adalah akar udara.
b) Anggrek semi Epifit adalah jenis anggrek yang menempel
pada pohon/tanaman lain yang tidak merusak yang ditempel, hanya akar lekatnya
juga berfungsi seperti akar udara yaitu untuk mencari makanan untuk berkembang.
c) Anggrek tanah/anggrek Terrestris.
PEMELIHARAAN TANAMAN ANGGREK
Penjarangan dan Penyulaman
Penjarangan dan penyulaman dilakukan pada tempat yang
disesuaikan dengan jenis anggrek, yang sifatnya e atau anggrek tanah.
Penyiangan
Untuk tanaman anggrek pada penyiangan pada waktu pada
kondisi di dalam botol kemudian dipisahkan ke dalam pot-pot yang sudah
disediakan sesuai jenis anggrek.
Pemupukan
Unsur makro yaitu unsur yang diperlukan dalam jumlah besar
yang meliputi: C, H, O, N, S, P, K, Ca, Mg. Untuk unsur mikro yaitu unsur yang
dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit, antara lain: Cu, Zn, Mo, Mn, V, Sc, B,
Si, dst. Unsur makro dan unsur mikro dapat diambil dari udara atau dari tanah,
berupa gas atau air dan garam-garam yang terlarut di dalamnya. Pemupukan pada
tanaman anggrek dibagi dalam 3 tahapan, yaitu:
1) Pemupukan untuk bibit (seedlings) dengan N, P, K.
Perbandingan N:P:K=6:3:1. Unsur N lebih banyak dibutuhkan untuk pembentukan
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Unsur N diambil dari pupukZA/urea, untuk
P dipakai pupuk ES; DS; TS, dan K dari Kalium Sulfat (K2SO4). Pupuk-pupuk
buatan yang mengandung N, P, K terdiri dari urea : 0,6 gram untuk 1 liter air,
ES 0,3 gram untuk 1 liter air, dan
ZK 0,1 gram untuk 1 liter air.
2) Pemupukan untuk ukuran sedang (mid-size) dengan N, P, K.
Perbandingan N:P:K=3:3:3 yang sama banyak disini tidak memerlukan tambahan
pupuk, maka dapat dususun sendiri pupuk yang mengandung N, P, K dengan cara
misalnya : Urea : 0,3 gram untuk 1 liter air, DS 0,3 gram untuk 1 liter air,
K2SO4 0,3 gram untuk 1 liter air
3) Pemupukan untuk ukuran berbunga (flowerings-size) :
Tanaman yang sudah berbunga dipupuk dengan perbandingan N:P:K= 1:6:1. Teknik
pemberian pupuk buatan adalah:
a. Dalam bentuk padat/powder yang dilakukan dengan
menaburkan secara hati-hati, jangan tersangkut pada daun/batangnya yang
menyebabkan daun/batang tadi dapat terbakar.
b. Disiramkan, yang mana anggrek dapat menyerap air dan
garamgaram yang terlarut di dalamnya. Cara ini banyak dilakukan dimanamana.
c. Penyemprotan, cara ini sangat baik apabila terjadi
pembusukan akar didalamnya, maka akarnya ditutup plastik.Pupuk kandang yang
sering digunakan adalah kotoran kuda, sapi, kerbau, kambing, ayam danlain-lain.
Kebaikan pemakaian pupuk kandang selain mengandung bermacam-macam unsur yang
dibutuhkan oleh tanaman juga sangat membantu dalam penyimpanan air, apalagi
pada musim kemarau. Keburukan dari pupuk kandang ini adalah di dalam kotoran
banyak bateri yang mengandung jamur. Untuk itu dianjurkan disangan lebih dahulu
untuk menghilangkan jamur/bakteri di dalamnya. Pemupukantanaman lebih baik
dilakukan pada waktu pagi-pagi atau pada sore hari sekitar pukul 5.00 sore.
Pengairan dan Penyiraman
Sumber air untuk penyiraman tanaman anggrek dapat berasal
dari:
1. Air Ledeng, baik untuk menyiram karena jernih dan steril,
tetapi pHnya tinggi maka perlu diturunkan dengan menambah suatu asam misalnya
HCl. PH yang baik sekitar 5,6-6.
2. Air sumur, baik untuk menyiram karena banyak mengandung
mineral dari tanah yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Air sumur di daerah
kapur harus diperhatikan pHnya.
3. Air hujan, yang ditampung didalam tong-tong/bak sangat
baik untuk menyiraman.
4. Air kali/air selokan, tetapi kita tidak tahu pasti apakah
air itu mengandung jamur, bakteri/lumut yang bisa mengganggu anggrek/tidak.
Kalau dilihat dari sudut isi makanan mungkin cukup baik. Hal perlu diperhatikan
bagi petani anggrek adalah mengetahui sifat-sifat dari isian pot supaya bisa
mengatur banyaknya air untuk menyiram. Adapun macam isian pot dan sifat
diuraikan sebagai berkut:
a. Pecahan genting/pecahan batu merah, yang mana mudah
menguapkan air dan sifat anggrek yang tidak begitu senang dengan air sehingga
tidak mudah untuk lumutan. Untuk pecahan genting lebih kecil daya serapnya
lebih banyak dan untuk siraman lebih sedikit.
b. Potongan sabut kelapa, pemakaian serabut kelapa lebih
baik untuk digunakan di daerah panas karena menyimpan air, tetapi kalau
penggunaan di daerah dingin tidak menguntungkan karena mudah busuk.
c. Remukan akar pakis yang hitam, keras dan baru tidak mudah
untuk menyerap air, setelah beberapa bulan banyak menyerap air. Akar pakis yang
coklat dan lunak lebih mudah menyerap dan menahan air.
d. Potongan kulit pakis, dimana media ini sukar sekali untuk
penyerapan air, mudah terjadi penguapan. Jika potongannya besar, penyerapan
kecil dan jika potongan kecil penyerapan air lebih banyak. Bagi tanaman yang
sudah besar pedoman penyiramannya 3-7 hari sekali musim hujan dan 1-3 hari
sekali pada musim hujan.
e. Waktu Penyemprotan Pestisida : Obat-obatan sebaiknya
disemprotkan pada waktu pagi hari, lebih baik pada sore hari sekitar jam 5.00.
Penyemprotan bagi tanaman anggrek sehat, dilakukan rutin kurang lebih 3 bulan
sekali. Penyemprotan bagi tanaman anggrek terserang hama perlu dilakukan
berulang-ulang 3 kali dengan jangka waktu tertentu (untuk kutu) daun seminggu
sekali. Adapun jenis insektisida dan dosis yang digunakan untuk hama antara
lain: Orthene 75 SP dosis 5-10 gram/10 liter air untuk ulat pemakan daun;
Bayrusil 250 EC dosis 2 cc/liter air untuk ulat pemakan daun; Malathion dosis 3
gram/liter air untuk ulat, kumbang, kutu; Kelthane dosis 2 gram/liter air,
untuk kutu; Metadeks dosis dibasahi air, dicampur dedak 6-8 cc/10 liter, untuk
keong dan bekicot air; Falidol E.605 dosis dibasahi air, dicampur dedak 6-8
cc/10 liter, untuk keong dan bekicot air. Untuk hama bekicot ada 2 cara
pengendaliannya yaitu: Menyebarkan obat sekitar pot anggrek dengan mencampur
antara obat Metadeks ke dedak halus di tambah air sedikit; atau membuat larutan
1 cc Dieldrin 50% 25 EP dicampur dengan 1 liter air atau 6–8 cc Folediol E 605
kedalam air 10 liter. Kemudian pot tanaman anggrek direndam dalam larutan
tersebut selama beberapa waktu dan diulang satu minggu sekali.
HAMA DAN PENYAKIT ANGGREK
Hama
1) Tungau/kutu perisai
Gejala: menempel pada pelepah daun; berwarna kemerahan
jumlahnya banyak; bekas serangan berupa bercak hitam dan merusak daun. Pengendalian:
digosok dengan kapas dan air sabun; apabila serangan sudah parah, harus
disemprot oleh insektisida dengan dosis 2 cc/liter.
2) Semut
Gejala: merusak akar dan tunas muda yang disebabkan oleh
cendawan. Pengendalian: pot direndam dalam air dan ciptakan lingkungan bersih
di sekitar rak/sebaiknya pot digantung.
3) Belelang
Gejala: pinggiran daun rusak dengan luka bergerigi tak
beraturan. Untuk jenis belalang berukuran kecil, perlu pengamatan cermat.
Pengendalian: segera semprotkan insektisida yang bersifat racun
kontak/yangsistematik; bila jumlahnya sedikit bisa langsung
dimusnahkan/dibunuh.
4) Trips
Gejala: menempel pada buku-buku batang dan daun muda;
menimbulkan bercak abu-abu dipermukaan daun dan merusak bunga hingga bentuk
bunga tidak menarik. Pengendalian: secara periodik dan teratur pot anggrek
disemprot insektisida.
5) Kutu babi
Gejala: kerusakan yang ditimbulkan seperti akibat semut;
tapi tidak menyerang tunas daun. Pengendalian: perendaman dapat mengusir kutu
babi dari pot anggrek.
6) Keong
Gejala: menyerang lembaran daun anggrek. Pengendalian: dalam
jumlah sedikit cukup diambil/dibunuh; bila jumlah banyak perlu memakai
insektisida/dijebak dengan bubuk prusi.
7) Red Spinder
Gejala: bercak putih di bagian bawah daun; permukaan atas menjadi
kuning dan lama kelamaan daun mati. Pengendalian: bila sedikit cukup diambil
dengan menggunakan isolatip lalu dibakar/menggosok daun dengan alkohol; apabila
banyak maka perlu menggunakan insektisida dengan bahan aktif diazinon, dicofol.
8) Kumbang
Gejala: yang terserang akan berlubang-lubang khusus kumbang
penggerek batang kerusakannya berupa lubang di tengah batang dan tidak nampak
dari luar; Larvanya yang menetas dari telur merusak daun anggrek. Pengendalian:
menyemprotkan tanaman yang diserang dengan menggunakan insektisida sistemik
secara rutin; bersihkan pot dari kepompong dan telur kumbang dengan jalan
memindahkannya ke pot baru dan media tanam yang baru pula.
9) Ulat daun
Gejala: menyerang daun, kuncup bunga, tunas daun maupun
bunga yang sedang mekar. Pengendalian: kalau jumlahnya sedikit (2–5 ekor) dapat
dibunuh dengan tangan; bila banyak dapat menggunakan insektisida sistemik;
tanaman yang telah diserang sebaiknya dipisahkan dengan tanaman yang masih
sehat.
10) Kepik
Gejala: menghisap cairan daun tanaman anggrek, sehingga
menyebabkan bintik putih/kuning; tanaman yang diserang lama kelamaan akan
gundul dan tidak berhijau daun lagi. Pengendalian: semprotkan insektisida yang
sama seperti untuk membasmi serangga lainnya, seperti ulat, kumbang dan trips.
11) Kutu tudung
Gejala: daun menjadi kuning, tidak sehat, lalu berwarna
coklat dan mati. Pengendalian: seperti halnya membasmi ulat kumbang dan trips.
Penyakit
a) Penyakit buluk
Sering terdapat di dalam media tanam, kultur spora cendawan
ini terbawa oleh biji anggrek karena tutup botol tidak steril. Gejala: biji
anggrek tidak mampu berkecambah dan persemaian dalam botol akan gagal; kecambah
yang telah tumbuh kalau diserang cendawan ini akan mati/layu. Pengendalian:
pada awal serangan media agar dikeluarkan dari botol, lalu botol ditutup
kembali, dilakukan dengan steriil; kalau kecambah anggrek terlanjur besar,
segera dikeluarkan dari botol dan dicuci dengan fungisida lalukecambah ditanam
dalam pot.
b) Penyakit rebah kecambah
Merupakan penyakit anggrek selama masih dalam persemaian.
Penyebaran penyakit ini lewat air. Gejala: semula berupa bercak kecil bening
pada permukaan daun, lalu melebar, menulari ke atas sampai pada titik tumbuh
pada tunas serta ke bawah hingga ujung akar, kecambah anggrek akan membusuk dan
mati. Pengendalian: bibit yang sakit sebaiknya segera dibuang, dibakar sampai
musnah. Pot dan kumpulan kecambah dikeringkan dan disemprot dengan fungisida.
c) Penyakit bercak coklat
Kecambah jenis Phalae-nopsis sangat peka terhadap bakteri
ini, terutama pada cuaca sangat lembab. Infeksi melalui daun basah atau di
bekas luka pada daun. Sentuhan daun yang sakit pada daun sehat dapat menularkan
penyakit ini. Gejala: bercak kecil bening pada pucuk daun. Dalam beberapa hari
dapatmeluas ke seluruh kompot, daun kecambah anggrek menjadi rusak dan mati.
Penyakit ini sangat ganas, karena mematikan dan cepat menular. Pengendalian:
sangat sulit penyakit ini pada awal serangan. Pada serangan yang parah, tidak
ada jalan lain kecuali memusnahkan seluruh kecambah anggrek.
d) Penyakit bercak hitam
Pada tanaman anggrek yang, penyakit ini cepat menular
malalui akar dan alat yang tidak sterill. Gejala: timbul warna coklat kehitaman
pada bagian tanaman yang terserang. Mulai dari daun ke atas sampai ke tunas dan
ke bawah hingga ujung akar. Tanaman terlambat tumbuh, kerdil dan mengakibatkan
kematian. Pengendalian: bagian yang terserang dipotong dan dibuang atau
disemprotkan fungisida; alat-alat potong disiram alkohol/dibakar sebelum
digunakan.
e) Penyakit busuk akar
Penyebab: cendawan Rhizoctonia Solani. Gejala: akar leher
membusuk mencapai rhizoma dan umbi batang, daun dan umbi batang menguning,
berkeriput, tipis dan bengkok, tanaman kerdil dan tidak sehat. Pengendalian:
semua bagian tanaman yang sakit dipotong dan dibuang; bekasnya disemprot dengan
fungisida (Benlate).
f) Penyakit layu
Penyebab: cendawan Fusarium Oxyporium. Gejala: mirip
serangan penyakit busuk akar, namun pada rhizoma terdapat garis-garis, atau
lingkaran berwarna ungu. Pada serangan berat, seluruh rizhoma menjadi ungu,
diikuti pembusukan pada umbi batang, tanaman sangat tidak sehat. Pengendalian:
bagian yang terserang dibuang lalu bekasnya disemprotkan Benlate. Tanaman
segera dipindahkan ke media tanam baru, yang masih segar dan bersih. Usahakan
terdapat aliran udara yang lancar di sekitar tanaman.
g) Penyakit busuk
Penyebab: cendawan Sclerotium Rolfsi. Gejala: terdapat
bintil-bintil kecil berwarna coklat pada bagian tanaman yang terkena penyakit.
Pengendalian: bagian tanaman yang sakit dipotong dan dibuang. Mediatanaman dan
seluruh pot didesinfektan dengan larutan formalin 4 % ataupun
fungisida/antibiotik Natrippene 0,5 % selama 1 jam.
h) Penyakit bercak coklat
Gejala: bercak coklat pada permukaan daun, lalu menyebar
keseluruh bagian tanaman. Pengendalian: membuang semua bagian yang sakit, lalu
semprotkan fungisida/ antibiotika Streptomycin atau Physan 20.
i) Penyakit busuk lunak
Penyebab: bakteri Erwinia Cartovora. Gejala: daun dan akar
membusuk serta berbau. Penyakit ini cepat sekali meluas namun khusus pada
rhizoma dan umbi batang, penyebarannya agak lambat. Penanggulangan: peralatan
kebun harus steril, bagian yang sakit dipotong dan dibuang. Semprotkan Physan
20, pot tanaman disemprot dengan formalin 4 %.
j) Penyakit bercak bercincin
Penyebab: virus TMVO (Tobacco Mozaic Virus Odontoglos-sum).
Gejala: timbul lingkaran atau garis-garis kekuningan pada permukaan daun.
Pengendalian: hanya dengan pencegahan yakni membuang bagian tanaman yang sakit
serta menstrerilkan semua alat potong.
k) Penyakit Cymbidium
Penyebab: virus Mozaic Cymbidium. Gejala: semula berupa
bercak kekuningan lalu muncul jaringan mati berbintik, bergaris atau lingkaran.
Khusus pada Cattleya, bercak tadi berwarna coklat atau hitam cekung. Kadang ada
gejala kematian jaringan di tengah daun yang dilingkari jaringan normal. Daun
tua banyak sekali menunjukkan adanya bintik jaringan yang mati. Pengendalian:
hanya bersifat pencegahan yaitu membuang bagian tanaman yang sakit, serta
mensterilkan segala alat yang dipakai.
l) Penyakit busuk hitam
Penyebab: cendawan Phytopytora Omnivora. Gejala: muncul
warna kehitaman pada pangkal daun, lalu melunak dan busuk, akhirnya daun mati.
Pengendalian: semprotkan fungisida seperti Baycor Dithane M-45, Benlate,
Ferban, Physan, Truban atau Banrot. Untuk yang berbentuk tepung gunakan dosis 2
gram/2 liter air.
Sumber: Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan,
BAPPENAS; anggrek.org; Direktoriat Budidaya Tanaman Hias Direktorat Jenderal
Holtikultura; Iptek.net.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar